Frustrasi Rakyat Iran Terhadap Serangan Israel

Setelah serangan udara Israel terhadap target militer di Iran pada Sabtu pagi (26/10), yang merupakan pembalasan atas penembakan Iran terhadap Israel, warga Iran menuangkan rasa frustrasi di media sosial. Iran telah mengalami masalah ekonomi serius sebelum serangan tersebut.

Dampak Ekonomi:

• Mata uang Iran, rial, mengalami penurunan nilainya.

• Kekhawatiran akan perang regional melemahkan nilai tukar dolar.

• Tingkat inflasi naik 33% tahun lalu, dan harga diprediksi terus meningkat.

• Kemiskinan meningkat, dengan sepertiga penduduk kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.

Kondisi Internal Iran:

• Investor berusaha melikuidasi aset, menyebabkan henti sementara dalam bursa efek.

• Banyak yang menyalahkan dukungan keuangan terhadap Hizbullah dan Hamas atas keruntuhan ekonomi.

• Kritik terhadap pemerintah yang dianggap lebih fokus pada konflik luar negeri daripada masalah internal.

Pengawasan Ketat dan Kritik Terhadap Pemerintah:

• Media dilarang keras menyuarakan pendapat di luar posisi resmi, terutama setelah serangan Israel.

• Penggunaan VPN meningkat di media sosial untuk menghindari sensor online.

• Kesenjangan antara narasi resmi dan realitas lapangan berpotensi mengancam stabilitas internal.

Persepsi Terhadap Konflik dengan Israel:

• Meskipun terjadi peningkatan retorika antisemit, Iran tidak menyaksikan protes massal anti-Israel seperti negara-negara Arab lainnya.

• Banyak warga Iran di media sosial mengekspresikan ketidakinginan terlibat dalam perang regional dan kritik terhadap rezim terkait potensi peningkatan tekanan dan penindasan.

Reaksi Internasional:

• Dalam beberapa negara Arab, termasuk Mesir, Yordania, dan Maroko, ribuan orang turun ke jalan menentang serangan Israel terhadap Hamas di Gaza.

• Sejarawan Iran mencatat minimnya rasa permusuhan langsung terhadap Israel di kalangan rakyat Iran.

Kondisi tersebut menimbulkan keprihatinan akan eskalasi konflik militer serta dampaknya pada situasi dalam negeri Iran.